Rabu, 08 Juli 2020

Menikmati 2 Lelaki Yang Perkasa



Seorang dokter wanita muda keturunan Tionghoa menceramahi Robet begitu ia masuk ke dalam kamar periksa, Robet yang merasakan badannya masih sakit, berjalan terpincang hanya bisa diam tidak menjawab.

“Saya perhatikan cuma kalian anak-anak muda asli daerah sini saja yang suka balapan liar. Apa udah gak sayang sama nyawa kalian..?

Dokter muda itu masih terus berceloteh. Robet berusaha tetap cool dengan celotehan pedas itu. Kalau diikutkan perasaan, hatinya memang panas dihina bergitu. Tapi karena badannya sakit dan lutut serta sikutnya tengah dibalut dengan perban karena terjatuh dari motor maka dia mengambil sikap diam.

Robet teringat peristiwa malam tadi saat dia dan teman-temannya berlomba balapan motor liar di jalanan malam kota. Nasibnya malang karena tergelincir di tikungan dan badannya terhempas ke jalan aspal yang keras. Badan, lutut dan sikunya memar serta mengeluarkan banyak darah. Nasib baik helm yang dipakainya tidak terlepas tetap melindungi kepalanya, kalau tidak kepalanya mungkin bisa bocor.

Robet memilih untuk mendapat perawatan di sebuah klinik dokter umum. Dia enggan ke rumah sakit karena para suster di sana pasti akan menyindir hobinya itu. Tapi tak disangkanya, di klinik dokter umum ini pun sang dokter meyinggung-nyinggung hobinya itu. Dokter keturunan cina muda itu sungguh cantik dan Toge.. yupzz bahkan toket gedenya teramat sangat masih kenceng, maklumlah mungkin dia masih perawan. Dokter ini pantas jadi seorang model, fikir Robet. BANDARQ ONLINE

“Duduk, anda sakit apa?” Tanya dokter muda itu.

Robet berjalan perlahan sambil memandang ke dinding di belakang dokter yang memakai baju dokter warna putih. Di dalam sebuah figura terlihat ijazah dokter ini. Dr. Jihan Angeline Chie.

“Saya sakit di sini dokter,” jawab Robet malu sambil menunjukkan selangkangannya.

“Memangnya kenapa?” tanya sang dokter.

“Terjepit resleting dokter,” jawab Robet terputus-putus menahan malu.

“Coba anda buka celananya dan berbaring di sana,” sambil tangannya menunjukkan sebuah tempat tidur kecil yang dijadikan tempat pemeriksaan.

Robet membuka celana yang dipakainya dan berbaring di tempat tidur pemeriksaan seperti yang diarahkan oleh si dokter Tionghoa tersebut.

Dr. Jihan memeriksa sambil memegangi batang kontol Robet dengan tangannya yang terbungkus sarung tangan karet.

“Ini salah kamu sendiri. Kalau saja kamu tidak membuang kulit yang membungkusi kepala penismu ini tentu tidak akan begini jadinya.” Dr. Jihan bersuara sambil mengelusi kepala licin kontol Robet yang lecet.

Robet berfikir. Salahkah aku karena aku disunat. Dokter cina ini menyalahkan aku karena kulit kulupku telah dibuang.

“Anda tak tau kan, kulit kulup berfungsi untuk melindungi kepala penis. Kalau kulupnya dibuang itu emangnya untuk apa?” Dr. Jihan masih mengomel.

“Saya suka perempuan-perempuan kalian, kepala mereka ditutup dengan baik. Tapi saya tak suka penis kalian, kulit penutup kepala malah dibuang.”

Robet sungguh geram saat kontolnya dihina seperti itu oleh sang dokter. Namun perasaan marahnya tidak ditunjukkan karena lukanya sedang diperiksa. Kalau gak bisa nahan emosi udah diterjang dokter cina itu. Malunya semakin menjadi saat sang asisten dokter tersebut senyum-senyum ketika Dr. Jihan terus-terusan mengomel.

“Susi! Kalau Suami kamu disunat gak?”

“Enggak, dokter,” jawab Susi yang tampak dari penampilannya berasal dari Papua.

“Kamu suka yang disunat atau gak disunat?” tanya Dr. Jihan lagi.

“Saya tak permasalahkan itu dokter. Asalkan kontol itu bisa bangun cukup keras dan bisa memuaskan saya.” Jawab Susi ringan.

Robet geram. Dokter ni mau mengobatinya yang lagi kesakitan ini atau malah mau mengobrol dengan asistennya.

“Saya kalau nikah nanti mau pilih yang tak disunat,” Dr. Jihan berceloteh tanpa rasa malu kepada Robet yang sedang dirawatnya. Atau dokter amoy ini memang sengaja ingin memojokkan Robet.

“Kalau ternyata dia disunat lalu bagaimana dokter?” tanya Susi.

“Sebelum dinikahi, saya pasti akan periksa kontolnya terlebih dulu. Saya perlu uji keperkasaannya.”

“Dokter tak masalah kalau nanti saat malam pertama dokter sudah tidak virgin lagi?”

“Sekarang pun saya sudah tak virgin.” Oceh mulut tipis dokter muda itu.


Robet hanya diam saja di atas ranjang pemeriksaan. Perasaan geramnya masih bersisa. Rasa malu dan terhina muncul sepanjang dokter bermata sipit itu berceloteh menganggap rendah kontol miliknya. Sang dokter terus menyapu cairan obat ke bagian kepala kontol yang terluka. Robet merasa pedih ketika obat diusapkan. Sensasi geli juga ada ketika kapas obat merayap di kepala kontolnya.

“Okay, dah selesai. kontolmu ini berukuran kecil sekali. Tak ada perempuan yang suka.” Sempat pula dokter muda ini menyepet Robet dengan sinis.

Emosi Robet kembali tersulut bara api. Ngomongnya sih pelan tapi dalem… Mungkin kalau dia tidak sedang sakit waktu itu juga dokter cina itu akan diperkosanya. Kata-kata dokter tersebut melukai perasaannya. Robet merasa terhina.

“Aku merasa terhina dengan dokter haram sialan itu.” Robet menceritakan kejadian yang menimpanya kepada Reza kawannya seminggu setelah pemeriksaan.

“Lalu sekarang kamu mau ngapain?” tanya Reza.

“Aku mau balas dendam, biar dia rasakan batang kontolku ni,” Robet masih menyimpan amarah.

“Kau mau ikut aku?” tanya Robet.

“Bolehlah, aku ingin menjajal liang bool tuh amoy.”

Jam sepuluh malam itu Robet dan Reza sedang menunggu di depan klinik Dr. Jihan. Satu persatu asisten dokter tersebut meninggalkan klinik. Sepuluh menit mengamati munculah Dr. Jihan. Dia sedang memegangi kunci untuk menutup kliniknya. Lalu dengan cepat Robet dan Reza menerobos dan memegangi sang dokter muda dari belakang. Sambil mulutnya dibekap badan dokter tersebut didorong masuk ke dalam klinik.

Robet dibantu Reza menarik dokter amoy tersebut ke dalam ruang periksa pasien. Lampu dinyalakan terang dan dokter tersebut dibaringkan di atas tempat tidur untuk memeriksa pasien. Robet mengeluarkan pisau kecil yang disimpan dalam sakunya dan ujungnya dirapatkan ke pipi licin sang dokter.

“Kalau kamu menjerit pisau ini akan menoreh pipimu yang cantik ini.” Robet memberi ancaman kepada Dr. Jihan.

“Kalau mau selamat ikuti saja perintah kami,” sambung Reza.

Dengan penuh ketakutan Dr. Jihan mengikuti saja ancaman mereka tanpa berupaya melawan. Dua orang pria lokal yang berbadan kekar ini bisa melakukan apapun kepada dirinya. Robet memegang erat paha Dr. Jihan yang memakai rok pendek berwarna hitam. Dr. Jihan hanya memejamkan matanya saat kancing bajunya di copot satu persatu .. hingga tampaklah toket gede dokter amoy itu.

Lalu rok mininya yang berwarna hitam diangkat jemari Robet keatas. Airmata mulai jatuh keluar dari kelopak matanya saat Robet kemudian menanggalkan rok yang dipakainya itu sehingga menampilkan paha dan batang kakinya yang amat putih namun memeknya masih di bungkus celana dalam berwarna cream. Robet menjilati paha dokter amoy itu karena terangsang menikmati pemandangan indah di hadapannya.

“Minggu lalu kau menghina burungku. Kau bilang burung bersunat buruk rupa. Kau bilang lagi burungku kecil, tak ada perempuan mau. Sekarang aku mau kau rasakan burung milikku ini.”

Dengan perasaan yang masih takut Dr. Jihan mulia teringat pada lelaki di hadapannya. Dr. Jihan masih ingat pemuda yang mengangkang dan dirawatnya disini karena kepala penisnya terjepit resleting. Dr. Jihan lalu mulai menyesal kerana telah menghina pemuda ini. Tak disangkanya pemuda ini berdendam kepadanya.

Lalu Dokter Jihan disuruh berdiri, setelah berdiri di doronglah dokter Jihan ke tembok, hingga ia terpojok di tembok itu setelah itu dibukalah baju dinas dokter Jihan yang berwarna putih itu… dan kini dokter Jihan hanya mengenakan Celana Dalamnya yang berwarna cream, dia hanya bisa pasrah bersender di tembok sambil menutup mukanya.

Kenudian dokter Jihan kembali di baringkan di tempat tidur tadi dan Akhirnya hanya celana dalam Dr. Jihan yang berwarna cream itu yang menutupi tubuh mulusnya. Robet pun menciumi dari ujung kaki hingga sampai ke celana dalam Dr. Jihan.

Mengeliat-geliat lah Dr. Jihan diperlakukan begitu. Robet kemudian menarik turun celana dalam Dr. Jihan dan menampakkan gundukan memek putih yang tertutupi dengan bulu-bulu halus warna hitam dan amat mennggairahkan.

Robet pun terus mengarahkan mukanya ke celah belahan memek dari Dr. Jihan dan menjilat-jilatnya dengan penuh nafsu. Mengeliat-ngeliat Dr. Jihan diperlakukan begitu. Memeknya terasa geli dijilati Robet. Walau pun tanpa kerelaan tapi lidah Robet yang menyiksa kelentitnya membuat nafsunya membara juga. Sambil menjilat memek Dr.  Jihan, tangan Robet tak henti-henti meraba-raba paha dan seluruh tubuh Dr. Jihan. Dr. Jihan menjerit-jerit kecil disaat Robet menghisap biji kelentitnya yang terasa nikmat. Terangkat-angkat pantat Dr. Jihan menahan cobaan tapi nikmat.

Robet tak peduli dengan memek si perempuan sipit yang bau Air kencing itu. Mungkin Dr. Jihan tak mencuci memeknya sehabis kencing. Robet mulai mengganas dan ingin menggarap bagian atas tubuh Dr. Jihan juga.

Bibir Dr. Jihan kini menjadi mangsa ciuman Robet dan jari-jemarinya meremas buah dada toge nan padat milik Dr. Jihan. Kelihatan pipi Dr. Jihan yang lembut dan putih itu berubah menjadi kemerah-merahan kelika Robet semakin mengganas. Robet mulai membuka pakaian dan celana jeansnya. Robet pun menanggalkan celana dalamnya dan mengeluarkan batang kontolnya yang telah lama mengeras. Batang kontol sepanjang enam inci itu mengganguk-angguk menunggu mangsanya.

“Jangan… tolong jangan lanjutkan…, saya minta maaf,” kata Dr. Jihan memohon belas kasihan.

“Sudah terlambat kau minta maaf. Sekarang kau rasakanlah kontol yang sudah disunat ku ni.” Robet tertawa kecil.

Robet mengurut batang kontolnya. Helm bulat warna coklat tua itu mengkilat. Sengaja didekatkan ke muka amoy cantik itu… Dr. Jihan tak menyangka batang penis kecil dan pendek waktu dia periksa minggu lalu dapat tumbuh hingga sebesar itu.

“Sekali kau mencoba kontolku yang udah disunat ini, kamu akan ketagihan. Rasakan sensasi dan kenikmatannya.”

Robet terus mengangkangkan Dr. Jihan yang tidak berdaya itu lalu kelihatan lubang memeknya terbuka lebar dan siap untuk digarapnya. Robet tidak menunggu lama lagi.. Robetpun menusukkan batang kontol yang pernah dihina sang dokter cina ke dalam liang memek Dr. Jihan yang masih sempit itu. Robet merasakan kenikmatan yang tidak terhingga ketika batang penisnya masuk menerobos ke dalam memek si amoy. Dr. Jihan hanya menutupi mukanya. “Jleb-jleb-jleb” blebes .. bunyi memek milik Dr. Jihan digenjoti Robet dengan penuh nafsu.

Reza yang tadinya hanya menonton mulai beraksi karena nafsunya juga ikut membahana badai, selain itu karena reza juga sering membuka situs bokepdo.com, jadi nafsunya semakin beringas. Toket milik wanita cina yang Jihanl itu diremas-remasinya.

Ketiak licin dokter amoy itu dicium dan dihirupinya. Cukup wangi ketiak dokter muda ini. Dr. Jihan kegelian saat lidah Reza mulai bolak-balik di kulit ketiaknya yang licin.

Robet meneruskan aksinya. Batang kontolnya ditarik dari lubang memek Dr. Jihan. Diangkatnya badan dokter muda itu dan diletakkan di lantai. Diarahkan dokter amoy itu supaya merangkak. Kontolnya yang basah dengan lendir memek Dr. Jihan didorongnya masuk dari belakang. Dr. Jihan hanya mampu mengerang. Terayun-ayun toketnya yang tergantung. kini mereka melakukan Doggy style

Reza yang mengamati saja tingkah laku Robet dan Dr. Jihan tak dapat lagi menahan nafsunya. Celananya dipelorotkan dan kontol miliknya yang sedikit lebih besar dengan milik Robet berdiri menegang dengan keras. Kontol itu dipaksakankan masuk ke mulut Dr. Jihan. JAGUARQQ

“Sekarang hisap juga kontol yang udah sunat milikku. Nanti tentu kau akan merasakan enaknya,” usik Reza sambil mengarahkan kontolnya yang besar dan panjang itu ke muka Dr. Jihan. Dr. Jihan hanya mampu melihat tanpa berani melawan.

“Buka mulutmu dan sedotilah, tunggu apa lagi,” perintah Reza dengan suara keras.
Dr. Jihan membuka mulut tanpa daya dan mulai mengecapi kepala licin bentuk helm jerman menerobos ke mulutnya. Dr. Jihan menghisap dan mengemut batang kontol yang besar hingga Reza mengerang-ngerang keenakan.

Lama-kelamaan Dr. Jihan telah keletihan dan hanya mampu menuruti saja perlakuan Robet dan Reza kehadapnya. Akhirnya Dr. Jihan tidak mampu bertahan lagi dengan genjotan dari kontol Robet dan dia pun telah basah berkeringat karena hampir klimaks. Mata Dr. Jihan kelihatan amat kuyu dan keletihan sementara buah dadanya menegang tajam karena merasakan orgasme yang amat hebat, maklumlah kali pertama baginya dientot oleh lelaki yang bersunat. konto yang sebelumnya dianggapnya tidak menarik ternyata terasa sungguh hebat.

Akhirnya Dr. Jihan klimaks dan air juice memeknya keluar juga dengan banyaknya dan kelihatan meleleh pada liang memeknya. Kali pertama Dr. Jihan mendapat orgasme dari persetubuhannya dengan penis yang udah disunat. Sebelumnya teman lelakinya yang masih berkulup yang melayaninya ngentot. Mengerang hebat si amoy cantik saat dia mengalami klimaks. Menggigil badannya merasakan kenikmatan yang amat sangat.

Robet juga turut orgasme menyusul sang dokter saat melihat amoy muda yang cantik yang digenjotnya itu klimaks dan dia meraung kuat dalam orgasme sambil menembak-nembakkan air kejantannya ke dalam liang memek Dr. Jihan. Perempuan cina itu dapat merasakan cairan panas menerpa kencang ke rongga rahimnya. Pangkal rahimnya terkemut-kemut menyedot benih pria pribumi yang amat banyak. Mungkin dua buah zakar punya Robet ngecrot disana mengosongkan seluruh amunisinya.

Reza juga tak tertahan lagi saat mulut mungil yang hangat itu membelai batang penisnya. Reza yang belum pernah merasakan kengahatan dari perempuan tak dapat bertahan lama dan menembakkan air maninya ke dalam mulut Dr. Jihan. Dr. Jihan dengan lemah menelan semua mani dari kontol Reza. Terasa anyir tapi ditelan juga.

“Sekarang kau nikmati kontol yang kau hina. Kau bilang tak ingin kontol yang sunat. bagaimana rasanya?”

“Enaak..” Dr. Jihan menjawab dengan perasaan malu.

Sekarang Dr. Jihan mengakui batang penis pria lokal milik dua orang ini lebih nikmat dari batang teman lelakinya. Dia telah salah sangka. Dan dia merasa bersalah karena menghina kontol lelaki ini. Tapi bila dipikirkan ada pula hikmahnya. Dia dapat menikmati batang penis yang dipotong kulit penutupnya. Rasanya juga nikmat. Dr. Jihan mulai berpikir untuk menyuruh teman lelakinya dikhitan juga.

Reza dan Robet mengenakan pakaian dan meninggalkan dokter cina tersebut terbaring kecapekan di lantai.

“Tak sempat aku merasakan memeknya amoy. Hisapannya pasti dahsyat, aku sudah tak tahan.” Reza mengeluh perlahan.

“Kau jangan sedih. Minggu depan kita garap lagi dokter cina tu.”

Robet dan Reza tertawa berderai dalam mobil. Robet dan Reza membuat rencana mereka selanjutnya. Apalagi Reza bersikukuh ingin menikmati juga memek milik amoy yang cantik itu. Kali ini mereka akan mengajak seorang teman dekat mereka yang juga ingin merasai memek amoy yang ketat itu. Maklum saja dua orang jejaka jones ini belum pernah merasai nikmatnya ngentot. Hanya nyabun dan coli saja yang mereka tahu, itupun sudah terasa nikmat yang tak terhingga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar