Sabtu, 30 Januari 2021

Keperawanan Yang Hilang Sewaktu SMA


Pengalaman yang tak pernah kulupakan, keperawananku terenggut saat pesta seks dengan teman-teman sekolah waktu SMA.

Sebelumnya aku akan ceritakan dulu siapa diriku kepada kalian. Hmm…menurut banyak orang, wajahku cantik sekali dengan kulit putih bersih dan tubuh sexy. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Aku sendiri tidak GR tapi aku merasa pria banyak yang ingin bercinta denganku. Aku senang ja karena pada dasarnya aku juga senang ngesex.

Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya sangat tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Setelah selesai SMP tahun 2006, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.  BandarQ Online

Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..

“Gile, jembut Vita lebat banget”

Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.

“Dicukur dong Vita, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki.

“Gue belum pernah cukur jembut” jawabku.

“Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera.

Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

“Kurang pendek, Vita. Abisin aja” kata Vera.

“Nggak berani, takut lecet” jawabku.

“Sini gue bantuin” kata Vera. 

Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.

“Bagus kan?” kata Vera.

Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.

“Vita, elo masih perawan ya?” kata Vera.

“Iya, kok tau?”

“Vagina elo rapat banget” kata Vera.

Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.

“Ooh, Vera, geli ah”

Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.

“Memek kamu wangi”

“Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya.

Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. ceritasexdewasa.org Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..

“Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?”

Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang.

Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

“Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia.

“Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky.

“Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin kontol dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum.

“Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.

“Eh Vita, beneran nih elo sering mikirin Alex?”

“Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya.

“Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera.

“Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya.

“Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran.

“Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu”

“Ah gila loe Vera” jawab saya.

“Mau enggak?” desak Vera.

“Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran.

“Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera.

“Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan.

“Mau sekarang di rumahku?” kata Vera.

“Boleh”

Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

“Halo Vita” kata Alex sambil tersenyum.

Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

“Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C.

Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur.

Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar.

Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu.

Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk ngentot dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.

“Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya.

Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. Kontol Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.

“Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak.

“Jangan galak-galak dong, takut nih Vita” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa.

Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex.

Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.  JaguarQQ

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ngentot dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.

Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi ngentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex.

Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ngentot dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.

Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi ngentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex.

Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.

JaguarQQ

Senin, 25 Januari 2021

Baru Menjadi Pacar Sudah Menikmati Tubuhnya Yang Indah


Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 saya telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu L—-muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.

Saya tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.

“Oohh jawab saya,” saya tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis saya selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR). 

Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya setelah tiba saya lihat rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang.

Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa saya kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor saya langsung mengikutinya dari belakang saya langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, saya lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya saya lihat tidak ada orang saya bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang. JAGUARQQ

“oohh…”, jawab saya.

Saya tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.

“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”

“saya…” jawabnya.

“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya saya. 

Dia bilang paling cepat juga jam 00.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)

Saya tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar saya…”.

Dia bilang “Iya…”.

Lalu saya bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat saya…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung saya tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar besar itu sambil saya remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.

Saya langsung mengulum telinganya sambil berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. Payudaranya saya remas dengan kedua tanganku sambil bibir saya jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung saya lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penis saya langsung saya rasakan menegang dengan kerasnya. Saya mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma menurut saja, lalu saya suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, saya langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayang”, kata saya.

“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka saya di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya saya jilati payudaranya sambil saya gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya saya langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama saya main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Saya jilat kedua payudaranya sambil saya gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi saya tidak ambil pusing tetap saya gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.

Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah saya. Sambil saya memandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis, “Ahh…, aahh…”, kemudian saya tarik payudaranya dekat ke wajah saya sambil saya gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala saya tapi tangannya saya tepiskan. Sekelebat mata saya menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup saya pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yang seperti itu.

Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju saya. Saya pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan saya tapi tetap dalam keadaan berdiri saya jilati kembali payudaranya. Setelah puas mulut saya pun turun ke perutnya dan tangan saya pelan-pelan saya turunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya. Tangan sayapun menggosok-gosok selangkangannya langsung saya angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih saya remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru, dia pun makin keras mendesis, “aahh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan saya turunkan cdnya sambil saya tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Sayapun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.

Setelah puas sayapun menyuruhnya duduk di lantai sambil saya membuka kancing celanaku dan saya turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, saya tuntun tangannya untuk mengelus penis saya yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. Diapun mengelusnya terus mulai memegang penis saya. Saya turunkan CD-ku maka penis saya langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat penis saya yang mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) saya menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yang saya suruh lakukan. Dengan terburu-buru saya pun melepas semua baju saya dan celana saya kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan saya dikursi, saya tuntun penis saya ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Saya suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.

Setengah memaksa, saya tarik kepalanya akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati penis saya, langsung saya teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”, sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya. “aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya saya suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri. Sayapun tak mau ketinggalan saya langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya. Saya langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan saya meremas-remas kedua payudaranya yang putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…, aahh”, sewaktu tangan kananku saya turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.

Setelah agak lama baru saya sadar bahwa jari saya telah basah. Saya pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan saya siapkan penis saya. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya dari belakang. Saya sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk saya sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, kaammuu…”, sayapun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering penis saya nggak mau masuk-masuk juga saya angkat penis saya lalu saya ludahi tangan saya banyak-banyak dan saya oleskan pada kepala penissaya dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan saya cari dulu lubangnya begitu saya sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali, “Ahh…, aahh…”, saya tuntun penis saya menuju lubang senggamanya itu tapi saya rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang tapi saya sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yang keras saya sodok kuat-kuat lalu saya rasa penis saya seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, “Ssaakkiitt…”. Saya rasakan penis saya sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan saya terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya. Saya lalu bertahan dalam posisi saya dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata “Tahann.. sayang… cuman sebentar kok…”

Saya memegang kembali payudaranya dari belakang sambil saya remas-remas secara perlahan dan mulut saya menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh mulut saya agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman saya dibadan dan remasan tangan saya di payudaranya, “Ahh…, aahh…, ahh…, kamu sayang sama lakukan?” dia berkata sambil melihat kepada saya dengan wajah yang penuh pengharapan. Saya cuma menganggukkan kepala padahal saya lagi sedang menikmati penis saya di dalam liang kewanitaannya yang sangat nikmat sekali seakan-akan saya lagi berada di suatu tempat yang dinamakan surga. “Enak sayang?”, kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu saya mulai bekerja, saya tarik pelan-pelan penis saya lalu saya majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis, “Aahh…, ahh…, ahhkkhh…” akhirnya ketika saya rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi saya pun mengeluar-masukkan penis saya dengan cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yang saya perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yang besar itu. Dia teriak “Sayaa mauu keeluuarr…”.  BANDARQ ONLINE

Sayapun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, saya langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai saya rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi saya benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi saya tahan dengan tangan saya. Saya pegangi pinggulnya dengan kedua tangan saya sambil saya kocok penis saya lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan saya di pinggulnya saya lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.

Dari penis saya menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, saya melihat air mani saya membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…, thanks sayangkuu…”, sambil berjongkok saya cium pipinya sambil saya suruh jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu saya bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.

Setelah kami berdua selesai saya mengecup bibirnya sambil berkata, “Saya pulang dulu yah sampai besok sayang…!”. Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak tahu ahh. Saya lihat jam saya sudah menunjukkan jam 23.35, saya pulang dengan sejuta kenikmatan.

JaguarQQ

Sabtu, 23 Januari 2021

Sedikit Modus Berakhir Dengan Kenikmatan


“Tok tok tok…” suara pintu kamarku terdengar diketuk membuyarkan lamunanku.

“Siapa?” sahutku.

“Saya, Nyah…” terdengar suara pembantuku di balik pintu.

“Ada apa, Bi?

“Ada tamu mau ketemu Nyonya…”

“Dari mana?” aku bertanya, sebab aku merasa tidak ada janji bertemu dengan siapapun.

“Katanya dari perusahaan asuransi, udah janji ingin bertemu Nyonya.”

Oh ya aku baru ingat, bahwa aku meminta perusahan asuransi datang ke rumahku pada hari ini, saat aku libur kerja, karena aku ingin merevisi asuransi atas rumah pribadiku yang telah jatuh tempo.

“Suruh dia masuk dulu dan tunggu di ruang tamu, Bi!” bergegas aku mengenakan pakaianku, hanya daster terusan tanpa bra dan celana dalam, karena aku tak mau tamuku menunggu lama, wajahku pun hanya sedikit kuoles bedak.

Setelah aku rasa rapi, bergegas aku menemuinya.

“Selamat siang, Bu!” sapaan hormat menyambutku saat aku tiba di ruang tamu.

“Selamat siang,” aku membalas salamnya.

“Perkenalkan, Bu! saya Ronny marketing executive di perusahaan xxx,” tangannya mengundangku bersalaman.

Aku menyambut uluran tangannya, dan mempersilakannya duduk. Sejenak aku perhatikan, usianya kutaksir 25-an, tapi yang membuatku agak tertarik tadi saat posisi berdiri bersalaman, aku sempat mengukur tinggi tubuhku hanya sebatas lehernya, aku perkirakan tingginya 180cm-an, aku agak berkesan apalagi penampilannya bersih dengan kumis tipis menghiasi bibirnya, wajahnya sih memang biasa saja.

Kami terlibat obrolan panjang tentang asuransi yang ditawarkan, ternyata orangnya supel dan ramah, cara bicaranya mencerminkan wawasannya yang luas, pandangannya tidak “jelalatan” seperti lelaki lainnya yang pernah aku temui, padahal puring payudaraku yang tidak menggunakan bh terlihat berbayang dibalik dasterku. Tak banyak pikir lagi, aku segera menyetujuinya, apalagi preminya tidak terpaut jauh dengan asuransiku sebelumnya. Dia berjanji akan datang kembali minggu depan membawa polis-nya. JAGUARQQ

Sepulangnya dia, aku masih membayangkannya, simpatik sekali orangnya, terutama tubuhnya yang tinggi, hampir sama dengan almarhum suamiku. Juga aku teringat jawaban almarhum suamiku bahwa orang yang tinggi agak kurus, 80% senjatanya panjang dan besar saat aku bertanya, mengapa senjata Mas Rudy (almarhum suamiku), besar dan panjang? Aku sendiri bingung, tak biasanya aku berpikiran seperti ini, apalagi baru pertama kali bertemu.

Tapi aku tak mau membohongi diriku, aku tertarik padanya. Waktu seminggu yang dijanjikannya terasa lama sekali. Akhirnya tibalah hari yang dijanjikannya, aku berias secantik mungkin, meskipun tidak mencolok, kusambut kedatangannya dengan manis. Kali ini kulihat Ronny mengenakan setelan pakaian kerja lengkap dengan dasinya.

Setelah polis aku terima dan menyerahkan pembayarannya, aku mengajaknya mengobrol sedikitmengenai pribadinya. Ternyata usianya 28 tahun, dengan status bujangan, dan masih mengontrak rumah di daerah Kebayoran Lama, Jakarta. Link Alternatif BolaTangkas

“Ibu Linda sendiri, bagaimana?” kini dia balik bertanya kepadaku.

Kujelaskan statusku yang janda, kulihat wajahnya sedikit berubah.

“Maaf, Bu! kalau pertanyaan saya menyinggung perasaan Ibu.”

“Tidak apa-apa, toh gelar ini bukan saya yang menghendaki, tapi sudah suratan.”

Sejak tahu statusku janda, Dia jadi sering datang ke rumahku, ada saja alasannya untuk datang ke rumahku, meskipun kadang terkesan dibuat-buat. Hubungan kami menjadi lebih akrab, diapun tidak memanggilku dengan sebutan “Bu” lagi, tapi “Mbak” sedangkan aku pun memanggilnya Mas Ronny.

Tapi yang aku heran dari Mas Ronny adalah sikapnya yang belum pernah menjurus ke arah seks sedikitpun, meskipun sering kali kami bercanda layaknya orang pacaran. Aku jadi berfikiran jelek, jangan-jangan Mas Ronny “Gay”. Padahal aku sudah tetapkan dalam hati, bahwa Mas Ronny lah orang kedua yang boleh membawaku mengarungi samudera kenikmatan.

Tapi ternyata pikiran jelekku tidak terbukti. Kejadiannya waktu malam Minggu Mas Ronny datang untuk yang kesekian kalinya. Kami memutar film roman percintaan, bibiku sejak tadi sudah masuk ke kamarnya tidak tahu ngapain. Mungkin sengaja memberi kesempatan kepada kami anak muda yang sedang dilanda asmara.

Saat adegan percumbuan berlangsung, aku meliriknya, kulihat wajahnya sedikit memerah dan celana panjangnya yang berbahan tipis, kulihat sedikit menggelembung, aku bimbang. Akhirnya kutetapkan hatiku untuk memulai percumbuan dengannya tapi bagaimana caranya?Aku ada ide agak tidak terkesan aku yang mau, aku harus pura-pura sakit.

“Aduh Mas Ron! kepalaku sakit sekali,” aku mulai menebarkan jaring.

Kupegangi keningku yang tidak sakit, pancinganku berhasil, Mas Ronny menghampiriku.

“Kenapa Mbak?” tanyanya.

“Kok, tiba-tiba sakit.”

“Anu, Mas! tekanan darahku rendah, jadi kadang-kadang kambuh seperti ini,” aku terus merintih layaknya orang kesakitan.

Aku membaringkan tubuhku di sofa.

“Mas, tolong bawa aku ke kamar,” aku semakin nekat.

Kulihat Mas Ronny kelabakan.

“Papah aku, Mas!”

Akhirnya Mas Ronny memapahku ke dalam kamarku, kutempelkan buah dadaku ke punggungnya, terasa aliran kenikmatan di tubuhku. Dibaringkannya tubuhku di ranjang tidurku, dan bergegas Mas Ronny keluar.

“Kemana, Mas?” tanyaku pura-pura lirih.

“Bangunin bibi.”

“Nggak usah, Mas, tolong keningku dibaluri minyak angin saja.”

“Minyak anginnya dimana?” tanyanya.

“Di meja Rias.”

Mas Ronny dengan telaten sekali memijat keningku, kurasakan jarinya sedikit gemetar.

“Mas tolong tutup pintu dulu, entar bibi lihat nggak enak,” aku baru sadar pintu kamarku masih melongo.

“Sekalian Mas, TV-nya matiin dulu!”

Mas Ronny beranjak mematikan TV, aku segera melepaskan pakaianku, hingga tinggal Bra dan celana dalam saja, kututupi tubuhku dengan selimut, Mas Ronny telah kembali ke kamarku dan menutuppintunya.

“Mas tolong kerokin aja deh!” aku mulai memasang jurus.

“Lho, pusing kok dikerokin?”

“Biasanya aku kalau pusing begini Mas!” aku berkilah tak mau kebohonganku terbongkar.

Mas Ronny menurut, dan mencari uang logam untuk mengeroki tubuhku.

“Jangan pakai uang logam, Mas! aku biasanya pakai bawang.”

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Setelah aku beritahu tempat bawang, Mas Ronny kembali lagi ke kamarku, kali ini kulihat wajahnya sedikit berkeringat, tidak tahu keringat apa. Segera aku tengkurap,

“Cepat, Mas, kepalaku tambah pusing, nih!”

Mas Ronny membuka selimut yang menutupi tubuhku, dan…

“Mbak Linda, kapan melepas baju?” nadanya terkejut sekali.

“Tadi, waktu kamu keluar,” jawabku santai.

Hening sejenak, mungkin Mas Ronny masih bimbang menyentuh tubuhku.

“Ayo, Mas!”

“Iya… maaf ya Mbak!” aku mulai merasakan dinginnya air bawang di pundakku, gemetarnya tangan Mas Ronny terasa sekali.

“Kenapa tangan Mas gemetaran?”

“iya, aku nggak biasa,” suaranya agak gugup.

“Rileks aja Mas,” aku mencoba menenangkannya.

Akhirnya gerakan tangan Mas Ronny semakin lancar di punggungku. Aku mulai merasakan bulu kudukku bangun, terlebih saat tangan Mas Ronny mengeroki bagian belakang leherku. Segera aku membalikkan tubuhku, kini buah dadaku yang besar tepat berada di hadapan Mas Ronny, 

“Mbak, depannya aku nggak berani.”

Aku sudah tidak mau bersandiwara lagi,

“Mas, kalau depannya jangan dikerok, tapi dibelai,” kulihat wajahnya sedikit pucat.

“Memangnya Mas Ronny nggak mau?” aku menantangnya terang-terangan.

“Aku nggak pernah, Mbak…” jawaban polosnya membuat aku sadar bahwa dalam urusan seks ternyata Mas Ronny tidak punya pengalaman apa-apa alias perjaka ting-ting.

Berpikir seperti itu, nafsuku kian bangkit, segera kudorong tubuhnya hingga rebah di ataspembaringanku. Kubuka kancing bajunya dan melemparkannya ke lantai. “Mbakk, jangan…” Mas Ronny masih berusaha menolak, tapi aku yakin suaranya hanya sekedar basa-basi, atau refleksi dari belum pernahnya. Aku mulai menciumi bibir Mas Ronny, kumis tipisnya terasa geli di bibirku. Tapi tak ada balasan.

“Mas Ronny kok diam saja,” aku bertanya manja.

“Tapi, Mbak jangan marah.. ya?” tanyanya bodoh.

Orang aku yang minta kok aku marah? Mungkin disentakkan oleh kesadaran bahwa dirinya adalahlelaki, Mas Ronny langsung menyambar bibirku dan melumatnya. Aku berteriak senang dalam hati, malam inilah dahagaku akan terpuaskan. Ciuman kami berlangsung lama, jari-jariku bergerakmengusap dadanya, putingnya yang hitam kutarik-tarik, sementara jari-jari Mas Ronny mulai membelai buah dadaku, usapannya pada puting buah dadaku, membuat syaraf kewanitaanku bangkit, meskipun usapannya terasa agak takut-takut tapi kenikmatan yang aku peroleh tidak berkurang.Apalagi tekanan keras di pahaku membuatku segera sadar bahwa senjata Mas Ronny mulai bangkit.

Satu persatu pakaian kami bergelimpangan ke lantai, kini tubuh kami sudah bugil. Tubuhku ditindih Mas Ronny, perlahan-lahan mulut dan lidah Mas Ronny mulai menggelitik puting buah dadaku, yang terasa makin mengeras,

“Mas… terusss… enak…” aku mulai merintih nikmat.Tanganku segera menggenggam senjatanya, tapi sungguh mati aku kaget dibuatnya, besar sekali.Lebih besar dari punya almarhum suamiku. Aku semakin bernafsu, kukocok perlahan senjatanya yangkeras dan kokoh,

Mas Ronny merintih tak karuan. Hisapannya semakin keras di buah dadaku membalas kocokan tanganku di senjatanya. Aku sudah tak tahan menunggu permainan Mas Ronny dibuah dadaku saja, nafsuku yang tertahan 3 tahun membuncah hebat dan menuntut penyaluran secepatnya. Dengan penuh nafsu aku segera ambil posisi di atas, tanganku terus mengocok senjatanya yang semakin panjang dan membesar, lidahku mulai menjilati dadanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus, pada bagian putingnya kuhisap dan kugigit pelan.

“Mbak Linda… aku nggak tahan…” Kupercepat gerakan tanganku.

Kulihat muka Mas Ronny semakin memerah. Mulutku yang mungil sampai pada senjatanya yang kaku, kujilati seluruh batang senjatanya, kugelitik haluslubang atasnya. Kumasukkan senjatanya ke dalam mulutku, BANDARQ ONLINE

“Uffhhh…” terasa penuh di mulutku, akibat besarnya senjata Mas Ronny.

Mulutku mulai menyedot-nyedot, sementara tanganku terus mengocok batang senjatanya. Remasan tangan Mas Ronny di rambutku semakin kuat, hingga akhirnya saat kuhisap kuat dengan kocokankupercepat, aku merasakan tubuh Mas Ronny bergetar hebat dan…

“Mbakkk…” Mas Ronny menjerit,terasa cairan kenikmatan itu memenuhi mulutku, agak anyir, tapi aku menelannya sampai tuntas.

“Daaar…” memang perjaka tulen, sebentar saja senjatanya sudah membesar kembali, dan siap bertempur.

Aku segera berjongkok di atas tubuhnya, kuarahkan senjatanya yang besar di lubang kewanitaanku yang sudah basah. Perlahan kuturunkan pinggulku, seret sekali, mungkin terlalu lama tidak dimasuki senjata pria, apa lagi senjata Mas Ronny yang besar dan panjang.

Aku merasakan sedikit sakit tapi lebih banyak nikmatnya. Saat bulu kemaluan kami bertemu, dimana senjata Mas Ronny amblas seluruhnya ke dalam kemaluanku, sulit digambarkan kenikmatan yang aku dapatkan. Aku diamkan sejenak menikmati denyutan senjata Mas Ronny di liang kewanitaanku. Kulirik wajah Mas Ronny yang terpejam, mungkin menikmati remasan kewanitaaanku di seluruh batang senjatanya.

Perlahan aku gerakkan pantatku naik turun, kian lama gerakan pinggulku kian buas, aku sudah tak dapat menguasai lagi nafsuku yang sudah tertahan, sesaknya senjata Mas Ronny di kemaluanku ditambah cairan pelumas dari tubuh kami masing-masing menimbulkan suara-suara birahi seirama dengan gerakan pantatku.

Akhirnya

“Mbakkk… aku nggak tahan…” aku rasakan semburan hangat di kewanitaanku, aku semakin cepat… menggerakkan pinggulku meraih puncak kenikmatan yang tinggal selangkah lagi, tapi senjata Mas Ronny keburu melembek hingga akhirnya mengecil.

Aku tambah panik dan histeris dengan nafsuku yang tergantung. Aku mencoba membangkitkan kembali nafsu Mas Ronny, tapi setiap kali aku mau orgasme, Mas Ronny selalu mendahuluiku.

Sampai sekarang meskipun kami jadi sering berhubungan badan tapi belum pernah sekalipun aku orgasme. Kalau baru pertama aku masih bisa terima, tapi sudah yang kesekian kalipun masih begitu. Entahlah, kalau buat keperkasaan. Mas Ronny jauh dengan almarhum suamiku yang dapat membawaku ke puncak orgasme hingga 4 kali.

Kamis, 07 Januari 2021

Rudal Kapten kapal yang luar biasa nikmat


Aku adalah seorang gadis dari K, sebut saja namaku Inge, aku anak pertama dari 6 bersaudara dan aku satu-satunya anak perempuan. Kehidupan ekonomi keluargaku bisa dibilang mencemaskan. Beruntung aku bisa tamat SMA, ini karena aku mendapat beasiswa.

Aku sedih melihat keadaan keluargaku, ayahku adalah seorang Pegawai Negeri, ibuku hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak mempunyai skill, kerjanya hanya mengurus putra-putrinya. Rasanya aku ingin membantu ayah, mencari uang.

Tapi apalah daya aku hanya lulusan sekolah menengah, namun begitu kucoba untuk melamar kerja di perusahaan yang ada di kota Manado. Hasilnya nihil, tak satupun perusahaan yang menerima lamaranku. Aku mahfum, disaat krisis sekarang ini banyak PT yang jatuh bangkrut, kalaupun ada PT yang bertahan itu karena mem-PHK sebagian karyawannya. JAGUARQQ

Lalu aku berpikir, kenapa aku tidak ke Jakarta saja, kata orang di Ibukota banyak lowongan pekerjaan, dan aku teringat tetanggaku Mona namanya, dia itu katanya sukses hidup di Jakarta, terbukti kehidupan keluarganya meningkat drastis. Dahulu kehidupan keluarga Mona tidak jauh berbeda dengan keadaan keluargaku, pas-pasan.

Tapi sejak Mona merantau ke Jakarta, ekonomi keluarganya makin lama makin berubah. Bangunan rumah Mona kini sudah permanen, isi perabotnya serba baru, dari kursi tamu, tempat tidur semuanya mewah, juga TV 29″ antena parabola dan VCD mereka miliki. Aku ingin seperti Mona, toh dia juga hanya tamatan SMA. Kalau dia bisa kenapa aku tidak? Aku harus optimis.

Pada suatu hari di bulan September, aku pamit kepada keluargaku untuk merantau ke Jakarta. Meskipun berat papa dan mama merelakan kepergianku. Dengan bekal uang Rp 75.000 dan tiket kelas Ekonomi hasil hutang papaku di kantor, aku akhirnya meninggalkan desa tercinta di Kawanua.

Dari desa aku menuju pelabuhan, aku harus sudah sampai di pelabuhan sebelum pukul 6 sore karena KM Ciremai jurusan Tg.Priok berangkat jam 19:00 WIT, waktu satu jam tentu cukup untuk mencari tempat yang nyaman.

Karena tiketku tidak mencantumkan nomor seat, maklum kelas ekonomi, aku berharap mendapat lapak untuk menggelar tikar ukuran badanku. Tapi sial, angkutan yang menuju pelabuhan begitu terlambat, pada waktu itu jam sudah menunjuk pukul 18:45. Waktuku hanya 15 menit. Ternyata KM.

Ciremai sudah berlabuh, aku melihat hiruk pikuk penumpang berebut menaiki tangga, aku tergolong calon penumpang yang terakhir, dengan sisa-sisa tenagaku, aku berusaha lari menuju KM.Ciremai, aku hanya menggendong tas punggung yang berisi pakaian 3 potong. Aku sudah berada di dek kapal kelas ekonomi, tapi hampir semua ruangan sudah penuh oleh para penumpang. Keringat membasahi seluruh tubuhku, ruangan begitu terasa pengap oleh nafas-nafas manusia yang bejibun.

Aku hanya bisa berdiri di depan sebuah kamar yang bertuliskan Crew, di sekitarku terdapat seorang Ibu tua bersama 2 orang anak laki-laki usia sekolah dasar. Mereka tiduran di emperan tapi kelihatannya mereka cukup berbahagia karena dapat selonjoran. Aku berusaha mencari celah ruang untuk dapat jongkok.

Aku bersyukur, Ibu Tua itu rupanya berbaik hati karena bersedia menggeserkan kakinya, kini aku dapat duduk, tapi sampai kapan aku duduk kuat dengan cara duduk begini. Sedangkan perjalanan memakan waktu 2 hari 2 malam. Tidak lama kemudian KM.Ciremai berangkat meninggalkan pelabuhan Bitung, hatiku sedikit lega, dan aku berdoa semoga perjalanku ini akan mengubah nasib.

Tak sadar aku tertidur, aku sedikit terkejut sewaktu petugas menanyakan tiket, aku ingat tiketku ada di dalam tas punggungku. Tapi apa lacur, tasku raib entah dimana, aku panik, aku berusaha mencari dan bertanya kepada Ibu tua dan anak laki-lakinya, tapi mereka hanya menggelengkan kepala.

“Cepat keluarkan tiketmu..” ujar seorang petugas sedikit menghardik.

“Aku kehilangan tas, tiket dan uangku ada di situ..” jawabku dengan sedih.

“Hah, bohong kamu, itu alasan kuno, bilang aja kamu tak membeli tiket, Ayo ikut kami ke atas,” bentak petugas yang bertampang sangar.

Akhirnya aku dibawa ke dek atas dan dihadapkan kepada atasan petugas tiket tadi.

“Oh.. ini orangnya, berani-beraninya kamu naik kapal tanpa tiket,” kata sang atasan tadi.

“Tiketku hilang bersama pakaianku yang ada di tas, saya tidak bohong Pak, tapi benar-benar hilang..”

“Bah itu sih alasan klasik Non, sudah ratusan orang yang minta dikasihani dengan membuat alasan itu.” ucapnya lagi.

“Kalau Bapak tak percaya ya sudah, sekarang aku dihukum apapun akan aku lakukan, yang penting aku sampai di Jakarta.”

“Bagus, itu jawaban yang aku tunggu-tunggu..” ujar lelaki berseragam putih-putih itu.

Kalau kutaksir mungkin lelaki tersebut baru berusia 45 tahun, tapi masih tegap dan atletis, hanya kumis dan rambutnya yang menonjolkan ketuaannya karena agak beruban.

“Tapi ingat kamu sudah berjanji, akan melakukan apa saja..” ujar lelaki itu, seraya menunjukkan jarinya ke jidatku.

“Sekarang kamu mandi, biar tidak bau, tuh handuknya dan di sana kamar mandinya..” sambil menunjuk ke arah kiri.

Betapa girang hatiku, diperlakukan seperti itu, aku tidak menyangka lelaki itu ternyata baik juga. Betapa segarnya nanti setelah aku mandi.

“Terima kasih Pak,” ujarku seraya memberanikan diri untuk menatap wajahnya, ternyata ganteng juga.

“Jangan panggil Pak, panggil aku Kapten..” tegasnya.

Aku sempat membaca namanya yang tertera di baju putihnya. “Kapten Jonny” itulah namanya. Aku sekarang sudah berada di kamar mandi.

“Wah, betapa wanginya tuh kamar mandi,” gumamku nyaris tak terdengar. Kunyalakan showernya maka muncratlah air segar membasahi tubuhku yang mulus ini, kugosok-gosokan badanku dengan sabun, kuraih shampo untuk mencuci rambutku yang sempat lengket karena keringat.

Sepuluh menit kemudian aku keluar dari kamar mandi, aku bingung untuk bersalin pakaian, aku harus bilang apa kepada Sang Kapten. “Wah cantik juga kamu,” tiba-tiba suara itu mengejutkan diriku. Dan yang lebih mengejutkan adalah pelukan Sang Kapten dari arah belakang. Aku hanya terdiam, “Siapa namamu, Sayang?” bisiknya mesra. “Inge..” jawabku lirih. Aku tidak berusaha berontak, karena aku ingat akan janjiku tadi.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Karena aku diam tak berreaksi, maka tangan Sang Kapten makin berani saja menjelajahi dadaku dan menciumi leher serta telingaku. Aku menggelinjang, entah geli atau terangsang, yang pasti sampai usiaku 19 tahun aku belum pernah merasakan sentuhan lelaki. Bukannya tidak ada lelaki yang naksir padaku, ini karena sikapku yang tidak mau berpacaran.

Banyak teman sekelas yang berusaha mendekatiku, selain lumayan cantik, aku juga tergolong pandai, makanya aku mendapat beasiswa. Maka tak heran banyak lelaki di sekolahku yang berusaha memacariku, tapi aku cuek, alias tidak merespon.

“Ooohh.. jangan Kapten.” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku ketika pria separuh baya itu menyentuh barang yang amat berharga bagi wanita, bulu-bulu lembut yang tumbuh di sekitar vaginaku dielusnya dengan lembut, sementara handuk yang melekat di tubuhku sudah jatuh ke lantai. Dan aku pun tahu bahwa lelaki ini sudah bertelanjang bulat.

Aku merasakan benda kenyal yang mengeras menyentuh pantatku, nafas hangat dan wangi yang memburu terus menjelajahi punggungku, tangannya yang tadi mengelus vaginaku sekarang meremas-remas kedua payudaraku yang ranum, ini membuat dadaku membusung dan mengeras. Aku tak percaya, tangan lelaki ini seolah mengandung magnet, karena mampu membangkitkan gairah yang tak pernah kurasakan seumur hidupku.

“Ooohh.. aaahh..” hanya desahan panjang yang dapat kuekspresikan bahwa diriku berada dalam libido yang betul-betul mengasyikan.

“Inge kau betul-betul lugu, pegang dong batangku,” kata Kapten Jonny, seraya meraih tanganku dan menempelkannya ke batang zakarnya yang keras tapi kenyal.

“Jangan diam saja, remaslah, biar kita sama-sama enak..” ujarnya lagi.

Akhirnya walaupun aku sebelumnya tidak pernah melakukan senggama, naluriku seolah membimbing apa yang harus kuperbuat apabila bercumbu dengan seorang laki-laki. Akhirnya aku berbalik, kuraih batang kemaluannya kuremas dan kukocok-kocok, sampai kumainkan biji pelirnya yang licin.

Sang Kapten mendesah-desah, “Ooohh.. aaachh.. enak sekali Sayang, teruskan.. oh teruskan..” sambil matanya terpejam-pejam. Aku jongkok, tanpa ragu kujilat dan kukulum torpedo Sang kapten, sampai terbenam ke tenggorokanku.

Aku benar-benar menikmatinya seperti menikmati es Jolly kesukaanku di waktu kecil dulu. Aku tak peduli erangannya, kusedot, kusedot dan kusedot terus, sampai akhirnya zakar Sang Kapten yang panjangnya hampir 12 centi itu memuncratkan cairan sperma hangat ke mulutku yang mungil. “Aaahh.. aku sudah tak kuat Inge,” gumamnya.

Betapa nikmatnya cairan sperma nya, sampai tak sadar aku telah menelan habis tanpa tersisa, ini membuat seolah Sang Kapten tak mampu untuk tegak berdiri. Dia bersandar di dinding kapal apalagi gerakan kapal sekarang ini sudah tak beraturan kadang bergoyang kekiri kadang kekanan.

“Kamu betul-betul hebat Inge,” puji Kapten Jonny sambil mencium bibirku.

“Inge jangan kau anggap aku sudah kalah, tunggu sebentar..”

Dia bergegas menuju lemari kecil, lantas mengambil sesuatu dari botol kecil dan menelannya lantas membuka kulkas dan mengambil botol minuman sejenis minuman energi.

“Sini Sayang..” ujar sang kapten memanggilku mesra.

“Istirahat dulu kita sebentar, ambillah minuman di kulkas untukmu,” lanjut Kapten Jonny.

Kubuka kulkas dan kuraih botol kecil seperti yang diminum Kapten Jonny. Aku meminumnya sedikit demi sedikit, “Ooohh.. sedap sekali minuman ini.. aku tak pernah merasakan betapa enaknya.. minuman apa ini.” Ternyata label minuman ini tertulis huruf-huruf yang aku tak paham, mungkin aksara China, mungkin Jepang mungkin juga Korea. Ah persetan.. yang penting tenggorokanku segar. 

“Kau berbaringlah di di situ,” pinta Kapten Jonny sambil menunjuk tempat tidurnya yang ukurannnya tidak begitu besar. Kurebahkan tubuhku di atas kasur yang empuk dan membal. Kulihat jam dinding sudah menunjuk pukul 12 malam. Aku heran mataku tak merasa ngantuk, padahal biasanya aku sudah tidur sebelum pukul 22:00.

Aku sengaja tidak menggunakan selimut untuk menutupi tubuhku, kubiarkan begitu saja tubuhku yang polos, barangkali ini akan membangkitkan gairah libido Sang Kapten yang tadi sudah down. Aku berharap semoga Sang Kapten akan terangsang melihat dadaku yang sengaja kuremas-remas sendiri.

Sang Kapten sudah bangkit dari kursi santainya, dia menenggak sebotol lagi minuman sejenis Kratindaeng. Dia sudah berada di tepi ranjang, sekarang dia mulai mengelus-elus kakiku dari ujung jari merambat ke atas dan berhenti lama-lama di pahaku, mengusap-usap dan menjilatinya, dansekarang lidahnya sudah berada di mulut vaginaku. “Ooohhh.. geli..”

Sejurus kemudian lidahnya dijulurkan dan menyapu permukaan bibir vaginaku. Pahaku sengaja kulebarkan, hal ini membuat Sang Kapten bertambah buas dan liar, diseruputnya klitorisku. “Ooohh.. aaahh.. teruskan Kapten, lanjutkan Kapten.. Ooohh.. nikmat sekali Kapten..” Tangannya tidak tinggal diam, diraihnya kedua payudaraku, diremasnya dan tak lupa memelintir putingku dengan mesra.

“Ooohh.. aku sudah tak tahan Kapten..” desisku.

“Tahan Sayang.. tahan sebentar.. biarkan aku menikmati vaginamu yang wangi ini… aku tak pernah merasakan wanginya vagina dari wanita lain..” BANDARQ ONLINE

“Sruuppp.. sruuuppp.. sruuupp..” Terus saja mulut Kapten Jonny dengan rajinnya menjelajah bagian dalam vaginaku yang sudah empot-empotan ini akibat rangsangan yang amat tinggi.

“Sudah Kapten.. lekas masukkan batang zakarmu, aku sudah tidak tahan..”

“Baik, rasakanlah Sayang.. betapa nikmatnya rudalku ini..”

“Tapi pelan-pelan Kapten, aku benar-benar masih perawan..”

“Oke, aku melakukannya dengan hati-hati..” janji Kapten Jonny.

“Buka lebar pahamu, Inge..” saran Kapten Jonny.

Dan…

“Blleeesss…”

“Ooohh.. aaahh..” desisku, padahal zakar itu baru masuk tiga perempatnya.

“Bles.. blesss…”

“Ooohhh…” erangku panjang, aku tahu batang sepanjang 12 centi itu sudah merusak selaput daraku.

Ditariknya lagi rudalnya, lantas dimasukannya lagi seirama dengan goyangan KM.Ciremai oleh ombak laut.

“Bless.. blesss.. bless..”

“Ooohh.. ooohh.. ooohh.. aaahh.. aaahh..”

“Aku mau keluar Kapten,” ujarku memberi tahu Kapten Jonny.

“Tahan Sayang.. sebentar.. aku juga ingin keluar, sekarang kita hitung sampai tiga. Satu.. dua.. tiga..”

“Crottt… crottt… crot…” sperma Kapten Jonny membasahi gua gelap vaginaku. Betapa hangat dan nikmatnya sperma mu Jonny. Hal ini memancing cairanku ikut membanjiri kemaluanku sampai meluber ke permukaan bersama dengan sperma kapten.

Kami berdua terkulai lemas, tapi Kapten Jonny sempat meraba bibir kemaluanku dan jarinya seolah mencungkil sesuatu dari vaginaku, ternyata dia menunjukkan cairan merah kepadaku, dan ternyata adalah darah perawanku. Dijilatnya darah sambil berkata, “Terima kasih Inge, kamu betul-betul perawan..” Aku hanya menangis, menangisi kenikmatan yang sama sekali tak kusesalkan.

Aktivitas senggama ini berlangsung kembali sampai matahari muncul. Lantas aku tidur sampai siang, makan, tidur dan malamnya kami melakukannya lagi berulang-ulang seolah tiada bosan dan kapten tetap mengeluarkan sperma nya didalam vaginaku. Akhirnya Pelabuhan Tanjung Priok sudah berada di pelupuk mataku. Sebelum turun dari kapal aku dibelikan baju baru, dan dibekali uang yang cukup.


JaguarQQ

Senin, 04 Januari 2021

Jamu kuat ++ yang membuat ketagihan


Pada saat ini aku mengontrak rumah yang dengan harganya lumanyan mahal,tapi menurut ku rumah ini sesuai dengan yang aku inginkan dan nyaman sekali.

Pada saat itu berpacaran dengan gadis bernama Mia,Setelah Mia meninggalkan diriku . aku jadi jomblo. Mau pacaran aku malas dengan basa-basi dan berbagai tuntutan. Untuk melampiaskan libido ku, siapa saja yang kusenangi sering kubawa ke kamar yang istimewa ini. 

Karena alamatnya rumit banyak lika-likunya, tidak satu pun temen cewek ku yang berhasil mencari alamat ku. Suatu hari saat aku baru membeli rokok di warung aku berpapasan dengan penjual jamu yang cukup mengagetkan. Wajahnya manis dan bodynya bahenol betul.

“Nggak salah ini orang jadi tukang jamu,” kata ku membatin.

“Mbak jamu” tegurku. Dia menoleh.

“Mau minum jamu mas ?” tanyanya.

“Iya tapi jangan di sini, ke rumah” ajakku dan dia ikut dibelakang ku.

Sesampai di rumah , si mbak melihat sekeliling.

“Wah enak juga tempatnya mas ya,” ujarnya.

“Mbak jamu apa yang bagus”

“Lha mas maunya untuk apa, apa yang mau untuk pegel linu, masuk angin atau jamu kuat”

“Kuat apa” tanya ku.

“Ya kuat segalanya” katanya sambil melirik.

“Genit juga si mbak” kata ku dalam hati.

“Aku minta jamu kuat lah mbak, biar kalau malam kuat melek bikin skripsi.” JAGUARQQ

Tapi terus terang aku kurang mempunyai keberanian untuk menggoda dan mengarahkan pembicaraan ke yang porno-porno. Sejak saat itu mbak jamu jadi sering menghampiriku.

“Mas kemarin kemana saya kesini kok rumahnya dikunci. Saya ketok sampai pegel nggak ada yang buka.

“Oh ya kemarin ada kuliah sore jadi saya dari pagi sampai malam di kampus” kataku.

“Mas ini mas jamu kunyit asam, bagus untuk anak muda, biar kulitnya cerah dan jauh dari penyakit.”

“Mbak suaminya mana ?” tanya ku iseng.

“Udah nggak punya suami mas, kalau ada ngapain jualan jamu berat-berat.”

“Anak punya mbak ?”

“Belum ada mas, orang suami saya dulu udah tua, mungkin bibitnya udah abis.”

Kami semakin akrab sehingga hampir setiap hari aku jadi langganannya. Kadang-kadang lagi nggak punya duit, dia tetap membuatkan jamu untuk ku. Dia pun sudah tidak canggung lagi masuk ke rumah ku. Bahkan dia sering numpang ke WC.

Mbak Wati, begitulah dia mengaku namanya setelah beberapa kali mengantar jamu . Dia kini memasuki usia 27 tahun, asalnya dari daerah Wonogiri. Mbak Wati menganggap rumah ku sebagai tempat persinggahan tetapnya. Dia selalu protes keras jika aku tidak ada di rumah.

Semula Mbak Wati mengunjungi ku pada sekitar pukul 13.00 Tapi kini dia datang selalu sekitar pukul 17.00 sore. Kalau dia datang ke rumah ku jamunya juga sudah hampir habis. Paling paling sisa segelas untuk ku. Rupanya Mbak Wati menjadikan rumah ku sebagai terminal terakhir. Ia pun kini makin berani.

Dia tidak hanya menggunakan kamar mandiku untuk buang hajat kecil, tetapi kini malah sering mandi. Sampai sejauh ini aku menganggapnya sebagai kakakku saja. Karena dia pun menganggapku sebagai adiknya. Sering kali dia membawa dua bungkus mi instan lalu direbus di rumah ku dan kami sama-sama menikmatinya.

Sebetulnya pikiran jorokku sudah menggebu-gebu untuk menikmati tubuh mbak Wati ini.aku ingin sekali melakukan sex Namun keberanian ku untuk memulainya belum kutemukan. Mungkin juga karena aku tidak berani kurang ajar jadi Mbak Wati makin percaya pada diri ku. Padahal wooo ngaceng. Aku hanya berani mengintip jika Mbak Wati mandi. Lubang yang sudah kusiapkan membuatku makin ngaceng saja kalau menikmati intaian. Tapi bagaimana nih cara mulainya.

“Mas boleh nggak saya nginep di sini ?” tanya Mbak Wati suatu hari.

“Saya mau pulang jauh dan sekarang sudah kesorean, lagi pula besok saya nggak jualan, capek., “katanya beralasan tanpa saya tanya.

“Lha Mbak, tempat tidurnya cuma satu”

“Nggak pa-pa, saya tidur di tiker aja. Mas yang tidur di kasur.”

“Bener nih,” kata ku, dengan perasaan setengah gembira. Karena kupikir inilah kesempatan untuk menyergapnya. 

“Iya nggak apa-apa koq” katanya.

Tanpa ada rasa canggung dia pun masuk kamar mandi dan mandi sepuasnya. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali mengintainya. Badannya mulus bahenol walaupun kulitnya tidak putih, tetapi bentuk tubuhnya sangat sempurna sangat bahenol sebagai seorang wanita. Sayang dia miskin, kalau kaya mungkin bisa jadi bintang film, pikir ku.

Teteknya cukup besar, mungkin ukuran 36, pentilnya kecil dan bulu jembutnya tebal sekali. Mungkin ada hubungannya dengan kumis tipis yang ada di atas bibirnya itu.Selesai mandi, kini giliranku masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Aku nggak tahan , sehingga kesempatan mandi juga kugunakan untuk ngloco.

“Mas mandinya koq lama sekali sih, ngapain aja” tanyanya mengagetkan.

“Ah biasa lah keramas sekalian biar seger” kata ku.

“Itu saya buatkan kopi, jadi keburu dingin deh, abis mandinya lama banget.”

Malam itu kami ngobrol ke sana-kemari dan aku berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin mengenai dirinya.

“Mas suka di pijet nggak” katanya tiba-tiba.

“Wah nggak, nggak nolak” kata ku bercanda.

“Sini saya pijetin mas.” 

Tanpa menunggu terlalu lama aku segera menuju ke kamar dikuti mbak Wati dan semua baju dan celana ku ku buka tinggal celana dalam. Kumatikan lampu sehingga suasana kamar jadi agak remang-remang. Nggak nyangka sama sekali, ternyata mbak Wati pinter sekali memijat. Dia menggunakan cairan body lotion yang dibawanya untuk melancarkan mengurut.

JAGUARQQ SITUS DOMINO99 POKER ONLINE DAN BANDARQ ONLINE

Aku benar-benar pasrah. Meski ngaceng berat ingin bercinta, tetapi aku nggak berani kurang ajar. Cilakanya Mbak Wati ini tidak canggung sedikit pun merambah seluruh tubuhku sampai mendekati si dicky. Beberapa kali malah ke senggol sedikit, membuat jadi tambah tegang aja.

“Mas celananya dibuka saja ya biar nggak kena cream.”

“Terserahlah mbak” kata ku pasrah . Dengan cekatan dia memelorotkan celana dalam. Sehingga aku kini jadi telanjang bulat.

“Apa mbak nggak malu melihat saya telanjang” tanya ku.

“Ah nggak apa-apa, saya dulu sering memijat suami saya.”

“Dia yang ngajari saya mijet.”

Tegangan ku makin tinggi karena tangan nya tanpa ragu-ragu menyenggol kemaluan ku. Dia lama sekali memijat bagian dalam paha ku, tempat yang paling sensitive dan paling merangsang. Mungkin kalau ada kabel di hubungkan diriku dengan lampu, sekarang lampunya bakal menyala, orang teganganku sudah mulai memuncak.

Aku tidur telungkup sambil berfikir, gimana caranya memulai. Akhirnya aku berketetapan tidak mengambil inisiatif. Aku akan mengikuti kemana kemauan Mbak Wati. Kalau terjadi ya terjadilah, kalau nggak yaa lain kali mungkin. Tapi aku ingin menikmati dominasi perempuan atas laki-laki.

Setelah sekitar satu jam aku tidur telungkup, Mbak Wati memerintahkan aku telentang. Tanpa ragu dan tanpa rasa malu dan bersalah aku segera menelentangkan badan ku. Otomatis si dicky yang dari tadi berontak, kini bebas tegak berdiri.

Celakanya si dicky tidak menjadi perhatian Mbak Wati dia tenang saja memijat dan sedikitpun tidak berkomentar mengenai dicky ku. Kaki kiri, kaki kanan, paha kiri, paha kanan, kepala tangan kiri, tangan kanan, lalu perut. Bukan hanya perut tetapi si Dicky pun jadi bagian yang dia pijat. Aku melenguh.

“Aduh mbak”

“Kenapa mas” katanya agak manja.

“Aku nggak tahan, ngaceng banget”

“Ah nggak apa-apa tandanya mas normal”

“Udah tengkurep lagi mas istirahat sebentar saya mau ke kamar mandi sebentar.”

Lama sekali dia di kamar mandi, sampai aku akhirnya tertidur dalam keadaan telungkup dan telanjang. Tiba-tiba aku merasa ada yang menindihku dan kembali kurasakan pijatan di bahu. Dalam keadaan setengah sadar kurasakan ada seusatu yang agak berbeda.

Kenapa punggungku yang didudukinya terasa agak geli Kucermati lama-lama aku sadar yang mengkibatkan rasa geli itu ada bulu-bulu apa mungkin Mbak Wati sekarang telanjang memijatiku. Ternyata memang benar begitu.

Tetapi aku diam saja tidak berkomentar. Kunikmati usapan bulu jembut yang lebat itu di punggungku. Kini aku sadar penuh , dan dicky yang dari tadi bangun meski aku sempat tertidur makin tegang. Wah kejadian deh sekarang, pikirku dalam hati.Cerita Sex Perawan

“Balik mas katanya” setelah dia turun dari badan ku

Aku berbalik dan ruangan jadi gelap sekali. Ternyata semua lampu dimatikannya . Aku tidak bisa melihat Mbak Wati ada dimana . Dia kembali memijat kakiku lalu duduk di atas kedua pahaku . Ia terus naik memijat bagian dadaku dan seiring dengan itu, jembutnya berkali-kali menyapu si dicky.

Kadang-kadang si dicky ditindihnya sampai lama dan dia melakukan gerakan maju mundur. Beberapa saat kemudian aku merasa mbak wati mengambil posisi jongkok dan tangannya memegang batang si dicky. Pelan-pelan di tuntun kepala si dicky memasuki lubang kemaluannya.

Aku pasrah saja dan sangat menikmati dominasi perempuan. Lubangnya hangat sekali dan pelan-pelan seluruh tubuh si dicky masuk ke dalam lubang vagina mbak waty. Mbak Wati lalu merebahkan dirinya memeluk diriku dan pantatnya naik turun, sehingga si dicky keluar masuk .

Kadang-kadang saking hotnya si dicky sering lepas, lalu dituntunnya lagi masuk ke lubang yang diinginkan. Karena aku tadi sudah ngloco dan posisiku di bawah, aku bisa menahan agar mani ku tidak cepat muncrat. Gerakan mbak Wati makin liar dan nafasnya semakin memburu.

Tiba-tiba dia menjerit tertahan dan menekan sekuat-kuatnya kemalauannya ke si dicky. Dia berhenti bergerak dan kurasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut. Mbak wati mencapai orgasmenya yang pertama. Dia beristirahat dengan merebahkan seluruh tubuhnya ke tubuhku. Jantungnya terasa berdetak cepat.

Aku mengambil alih dan membalikkan posisi tanpa melepas si dicky dari lubang memek mabak wati. Ku atur posisi yang lega dan mencari posisi yang paling enak dirasakan oleh memek mbak Wati. Aku pernah membaca soal G-spot. Titik itulah yang kucari dengan memperhatikan reaksi mbak wati.

Akhirnya kutemukan titik itu dan serangan terus ku kosentasikan kepada titik itu sambil memaju dan memundurkan si dicky . Mbak wati mulai melenguh-lenguh dan tak berapa lama dia berteriak, dia mencapai klimaks tertinggi sementara itu aku juga sampai pada titik tertinggi ku.

Dalam keadaan demikian yang terpikir hanya bagaimana mencapai kepuasan yang sempurna. Kubenamkan si dicky sedalam mungkin dan bertahan pada posisi itu sekitar 5 menit. Kontolku berdenyut-denyut dan vaginanya mbak wati juga berdenyut lama sekali.memek nya sungguh enak sekali

“Mas terima kasih ya, saya belum pernah main sampai seenak ini.”

“Saya ngantuk sekali mas.”

“Ya sudah lah tidur dulu.”

Aku bangkit dari tempat tidur dan masuk kamar mandi membersihkan si dicky dari mani yang belepotan. Aku pun tidak lama tertidur. Paginya sekitar pukul 5 aku bangun dan ternyata mbak wati tidur di samping ku.Kuraba memeknya, lalu ku cium, tangan ku, bau sabun. Berarti dia tadi sempat bangun dan membersihkan diri lalu tidur lagi. Dia kini tidur nyenyak dengan ngorok pelan.

Kuhidupkan lampu depan sehingga kamar menjadi agak remang-remang. Kubuka atau kukangkangkan kedua kakinya . Aku tiarap di antara kedua pahanya dan kusibakkan jembut yang lebat itu untuk memberi ruang agar mulutku bisa mencapai memeknya.

Lidahku mencari posisi clitoris mbak wati. Perlahan-lahan kutemukan titik itu aku tidak segera menyerang ujung clitoris, karena kalau mbak wati belum terangsang dia akan merasa ngilu. Daerah sekitar clitoris aku jilat dan lama-lama mulai mengeras dan makin menonjol.

“Mas kamu ngapain mas, jijik mas udah, mas” tangannya mendorong kepala ku, tetapi kutahu tenaganya tidak sunguh-sungguh karena dia juga mulai mengelinjang. Tangannya kini tidak lagi mendorong kepalaku, mulutnya berdesis-desis dan diselingin teriakan kecil manakala sesekali kusentuh ujung clitorisnya dengan lidahku.

Setelah kurasakan clitorisnya menonjol penuh dan mengeras serangan ujung lidahku beralih ke ujung clitoris. Pinggul mbak wati yang bahenol mengeliat seirama dengan gerakan lidahku. Tangannya kini bukan berusaha menjauhkan kepalaku dari vaginanya tetapi malah menekan, sampai aku sulit bernafas.

Tiba-tiba dia menjepitkan kedua pahanya ke kepalaku dan menekan sekeras-kerasnya tangannya ke kepalaku untuk semakin membenam. Vaginanya berdenyut-denyut. Dia mencapai klimak. Beberapa saaat kupertahankan lidah ku menekan clitorisnya tanpa menggerak-gerakkannya.

Setelah gerakannya berhenti aku duduk di antara kedua pahanya dan kumasukkan jari tengah ke dalam memeknya kucari posisi G-spot, dan setelah teraba kuelus pelan. Dengan irama yang tetap. Mbak Wati kembali menggerakkan pinggulnya yang bahenol dan tidak lama kemudian dia menjerit dan menahan gerakan tanganku di dalam memeknya. Lubang memek nya berdenyut lama sekali.

“Aduh mas ternyata mas pinter sekali.”

“Aku kira mas nggak suka perempuan. Aku sampai penasaran mancing-mancing mas, tapi kok nggak nyerang-nyerang aku.”

“Jadi aku bikin alasan macem-macem supaya bisa berdua sama mas.”

“Aku segen mbak, takut dikira kurang ajar. Selain itu aku juga ingin menikmati jika didului perempuan.”

“Ah mas nakal, menyiksa aku. Tapi aku suka mas orangnya sopan nggak kurang ajar kayak laki-laki lain.”

“Mas tadi kok nggak jijik sih jilati memek ku. Aku belum pernah lho digituin. Rasanya enak juga ya.”kata Mbak Wati.

Wati mengaku ketika berhubungan dengan suaminya yang sudah tua dulu hanya hubungan yang biasa saja dan itu pun mbak wati jarang sampai puas. Dia mengaku belum pernah berhubungan badan dengan orang lain kecuali suaminya dan diriku. BANDARQ ONLINE

“Pantes memeknya enak sekali, peret mbak,” kata ku.

“Wong tukang jamu koq, yo terawat toh yo.”

“Sekarang gantian mbak, barang ku mbok jilati po’o. ”

Aku ra iso he mas”

“Nanti tak ajari.”

Mbak Wati yang bahenol mengambil posisi diantara kedua pahaku dan mulai memegang si dicky dan pelan-pelan memasukkan mulutnya ke ujung ******. Dia berkali-kali merasa mau muntah, tetapi terus berusaha mengemut si dicky Setelah terbiasa akhirnya dikulumnya seluruh batang ****** ku sampai hampir mencapai pangkalnya. Aku merasa ujung si dicky menyentuh ujung tenggorokkannya. 

Dia memaju-mundurkan batang di dalam kulumannya . Ku instruksikan untuk juga melakukannya sambil menghisap kuat-kuat.dia menuruti semua perintahku. Bagian zakarnya juga dijilatnya seperti yang kuminta. Dia tidak lagi mau muntah tetapi mahir sekali. Setelah berlangsung sekitar 15 menit kini aku perintahkan dia tidur telentang dan aku segera menindihnya.

“Mas kontole kok enak tenan, keras sampai memek ku rasanya penuh sekali.”

Kugenjor terus sambil kosentrasi mencari titik G. Tidak sampai 5 menit Mbak wati langsung berteriak keras sekali. Dia mencapai orgasme tertinggi. Sementara aku masih agak jauh . Setelah memberi kesempatan jeda sejenak. Mbak Wati kusuruh tidur nungging dan kami melakukan dengan Dogy Style.

Rupanya pada posisi ini titik G Mbak wati tergerus hebat sehingga kurang dari 3 menit dia berteriak lagi dan aku pun mencapai titik tertinggi sehingga mengabaikan teriakannya dan kugenjot terus sampai seluruh maniku hambis di dalam memek mbak wati.

Dia tertidur lemas,aku pun demikian. Sekitar jam 8 pagi kami terbangun dan bersepakat mandi bareng. Badan Mbak wati memang benar-benar sempurna sangat bahenol, Teteknya besar menentang, pinggulnya besar dan pinggangnya ramping sungguh bahenol. Setelah malam itu mbak Wati jadi sering menginap di kamar ku. Sampai satu hari dia datang dengan muka sedih.Bacaan Dewasa

“Mas aku disuruh pulang ke kampung mau dikawinkan sama Pak lurah.”

“Aku berat sekali mas pisah sama mas, tapi aku nggak bisa nolak keinginan orang tua ku,” katanya bersedih.

Malam itu Mbak wati nginap kembali di kamar ku dan kami main habis-habisan. Seingat saya malam itu saya menikmati tubuh bahenol nya, sehingga badan ku lemas sekali.